Minggu, 25 Oktober 2009

PENDENGAR YANG BAIK




Berusaha Menjadi Pendengar yang Baik :



  • Pendengar yang baik adalah selalu berusaha mengerti dan memahami pandangan orang yang berbicara, bahkan barangkali mencoba membayangkan bagaimana situasi yang sedang dialami oleh sipembicara.
  • Oleh karena itu menjadi pendengar yang baik bukan suatu hal yang dapat digolongkan kedalam pekara yang mudah, sebab dalam hal ini dimintakan untuk bersungguh-sungguh menaruh perhatian, dapat memusatkan pikiran dan hati serta telinga. Juga pengertian yang dalam guna menterjemahkan terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan.

Pemusatan pikiran dan pengertian harus sejalan dengan kesanggupan untuk a.l. :
  • Mampu Meneliti dan menganalisa apa yang dikatakan.
  • Memilih dan memilah soal-soal yang penting dan yang tidak penting, yang baik maupun yang jelek baik untuk diri kita sipendengar, sipembicara maupun terhadap orang lain.
  • Menimbang apa yang dikatakan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya.
  • Melihat jauh kedepan kemana arah pembicaraan itu tertuju.
  • Menilik, meneliti dan menarik kesimpulan motip apa yang tersembunyi dibalik apa yang dikatakan, yaitu untuk mengetahui apa yang tidak dikatakan.
Setelah adanya hal-hal seperti itu maka berarti kita harus :

  • Membayarnya dengan waktu demi untuk memberikan kesempatan bagi pihak sipembicara untuk mengutarakan segala apa yang ingin disampaikan.
  • Mendahulukan kepentingan orang lain dan sementara meninggalkan kepentingan pribadi kita.
  • Membutuhkan ketelitian, ketenangan, kesabaran dan pengendalian diri dalam pekara yang emosionil maupun untuk menjaga keseimbangan diri kita agar jangan mudah cepat terperangkap oleh kata-kata yang bersifat sugestif yang berbau provokasi.
  • Kemudian sebagai pihak pendengar yang baik, selain apa yang diuraikan diatas, kita dituntut pula harus tahu sikap dan itiket kita dalam memelihara hubungan yang harmonis antar kita dengan sipembicara.
  • Kita harus bisa timbang rasa dan bijak terhadap perasaan orang lain atas sikap kita pada saat mendengarkan apa yang sedang dibicarakan. Maka tidak ada salahnya kalau pandangan mata kita selalu diarahkan kepada pihak sipembicara. Tetapi bukan berarti kita menatapnya terus-terusan, apalagi dengan pandangan mata yang kurang ajar, menghina, menyelidik dsb. Namun yang dikendahi adalah pandangan yang menunjukan minat yang serius dari kita mengenai masalah yang dibicarakan.
  • Sungguh kurang tepat sekali kalau seseorang selagi berbicara maka pandangan mata kita senantiasa melayang-layang melihat kearah lain kesana kemari, karena hal yang seperti itu sama saja artinya bahwa kita tidak menunjukan minat yang sungguh-sungguh terhadap apa yang tengah dibicarakan.
  • Disamping itu ada pula yang patut kita hindari ialah agar jangan terlalu banyak memotong pembicaraan tatkala seseorang tersebut sedang asyik berbicara, apalagi kalau potongan atau selaan itu hanya bersifat tuduhan, membantah, atau menegurnya secara pedas padahal kita sendiri belum tahu duduk persoalan yang sebenarnya. Sipembicara yang kebetulan sedang dikuasai oleh perasaan emosinil tinggi, tentuny hal seperti itu merupakan suatu hambatan, tantangan dan kecaman yang sewaktu-waktu dapat merubah suasana yang bisa meledak yang mampu menghancurkan tujuan kita semula yaitu berubahnya situasi yang tadinya sudah cukup lancar menjadi buruk, panas dan menegangkan.
  • Sebenarnya sambutan-sambutan yang hangat dan yang layak dari kitasebagai pihak pendengar, seperti mengajukan beberapa buah pertanyaan-pertanyaan dan kemudian dibarengi dengan memperlihatkan minat yang serius akan jawaban yang diberikan merupakan suatu dorongan bagi pihak pembicara untuk berbicara lebih banyak lagi, sehingga dengan demikian bagi diri kita sendiri tentu akan lebih banyak menimba dan menggali dari isi pembicaraan itu. Besar harapan apa yang tadinya tidak dikatakan mungkin segera akan dapat diketahui. Pendek kata tidak sedikit kita menarik pelajarandari apa yang didengardan manfaatnyapun dapat bertahan lama.

Mendengar bagi Pimpinan terhadap Bawahan

  • Pentingnya mendengar dengan baik semakin dipujikan sekali kepada orang-orang yang mempunyai posisi dan kedudukan penting didalam badan badan Perusahan-perusahaan , khususnya untuk mendengarkan ucapan-ucapan yang mengandung emosi dari orang bawahannya. Hal yang demikian adalah karena masih hubungan yang perlu di pelihara antara kedua pihak yaitu antaraPimpinan dengan bawahannya.
  • Yang menjadi problem adalah, seorang pimpinan karena terlampau banyaknya memikirkan kepada hal-hal yang lain terutama mengenai pekerjaan dan urusan-urusan yang mesti diselesaikannya , maka sering kali pula sulit untuk mencernai dan menyerap tentang apa yang dikatakan oleh seorang bawahannya. Konon rata-rata pimpinan perusahaan menggunakan waktunya sebanyak 10% untuk mendengar, dan ternyata kebanyakan bahwa mereka hanya dapat menyerap sekitar 3% dari apa yang didengarnya.
  • Sehubungan denga itu, sehingga tidak jarang pula terdapat kursus-kursus bisnis bagi orang-orang yang demikian, dimana mereka diajarkan tentang seni mendengar dengan baik. Dikursus-kursus tersebut orang-orang diajarkan untuk dapat memusatkan perhatian dan pikirannya atas apa yang didengarnya. Antara lain yang disarankan dalam kursus tersebut adalah untuk dapat mendengarkan apa yang tidak dikatakan.
  • Seorang pimpinan harus dapat mendengarkan dengan baik apa niat yang tersembunyi di balik perkataan yang tidak dikatakannya. Atau apa yang sekiranya menjadi tujuan dan motivasi yang sesungguhnya ingin dikatakannya.
  • Seseorang mungkin saja tertahan untuk berterus terang mengutarakan maksudnya, seorang pimpinan sebenarnya harus dapat memahami bahwa seorang bawahan mungkin segan untuk menyampaikan secara terus terang. Ini disebabkan karena takut kalau menyinggung perasaan , khwatir kalau kehilangan pekerjaannya dan boleh jadi merasa ragu kalau memperburuk dan menambah meruncingnya suatu persoalan karena apa yang dikatakannya, sehingga sibawahan merasa dihadapkan kepada seribu satu kebimbangan untuk menyampaikan segala apa yang menjadi ganjalan dihatinya. Akhirnya terjadilah kegagalan berkomukasi antara dua belah pihak.
  • Akan tetapi dengan menaruh perhatian yang simpatik, dan menunjukan hasrat yang serius serta mengemukakan beberapa buah pertanyaan yang bijaksana, seorang atasan akan dapat dengan segera mengetahui ke akar persoalan yang sebenarnya dan selanjutnya dapat dipikirkan serta mencari jalan keluarnya, seandainya informasi tersebut bermanfaat atau membahayakan perusahaan maupun diri pribadi.



====================0000000000000===================
    SEJENAK, KALAU MAU MENIKMATI MUSIC POP LAMA





    Go To FileFactory.com

    Bila anda suka, mau pasang list lagu - lagu seperti diatas diblog anda silahkan copy paste kode embednya : klik disini






    WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW





    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silahkan untuk memberi kritik dan saran.